Friday, May 11, 2007

Dermatitis Atopik

DERMATITIS ATOPIK

Pendahuluan

DA adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan. Kelainan biasanya bersifat familial, dengan riwayat atopi pada diri sendiri ataupun keluarganya. Atopi ialah kelainan dengan dasar genetik yang ditandai oleh kecenderungan individu untukmembentuk antibodi berupa imunoglobulin E (IgE) spesifik bila berhadapan dengan alergen yang umum dijumpai, serta kecenderungan untuk mendapatkan penyakit-penyakit asma, rhinitis alergika dan DA, serta beberapa bentuk urtikaria.
Istilah atopi




berasal dari kata atopos (out of place).Berbagai faktor dapat memicu DA, antara lain allergen makanan, alergen hirup, berbagai bahan iritan, dan stres. Tetapi, seberapa besar peran alergen makanan dan alergen hirup ini masih kontroversial. Meski pada pasien DA kerap dijumpai peningkatan IgE spesifik terhadap kedua jenis alergen ini, tetapi tidak selalu dijumpai korelasi dengan kondisi klinisnya. Hasil tes positif terhadap suatu alergen, tidak selalu menyatakan alergen tersebut sebagai pemicu DA, tetapi lebih menggambarkan bahwa pasien telah tersensitasi terhadapnya. Secara umum, alergen makanan lebih berperan pada DA usia dini. Seiring dengan penambahan usia, maka peran alergen makanan akan digantikan oleh alergen hirup. Selain itu, memang terdapat sekitar 20% penderita DA tanpa peningkatan IgE spesifik, yang dikenal sebagai DA tipe intrinsik. Diagnosis DA ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan adanya riwayat atopik (dalam keluarga maupunsendiri). Secara klinis, terdapat 3 fase/bentuk yang lokasi
dan morfologinya berubah sesuai dengan pertambahan usia. Pada fase bayi lesi terutama pada wajah, sehingga dikenal sebagai eksim susu. Pada tipe anak, terutama pada daerah
lipatan kulit, khususnya lipat siku dan lutut. Sedangkan pada tipe dewasa lebih sering dijumpai pada tangan, kelopak mata dan areola mammae. Penyebab pasti kekhususan pada distribusi anatomi ini belum diketahui. Terdapat beberapa kriteria untuk menegakkan diagnosis DA, misalnya kriteria Hanifin dan Rajka, kriteria Williams,
kriteria UK Working Party, SCORAD (the scoring of atopic dermatitis) dan EASI (the eczema area and severity index). Selama 2 dekade terakhir ini, berbagai upaya dilakukan untuk membuat standar evaluasi DA. Idealnya, kriteria ini harus efisien, sederhana, komprehensif, konsisten, dan fleksibel.Selain itu juga dapat menilai efektivitas terapi yang diberikan. Tetapi, kriteria yang sering digunakan karena relatif praktis ialah kriteria Hanifin dan Rajka. Pada kriteria ini, diagnosis DA dietegakkan bila setidaknya dijumpai 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor,
sebagai berikut:
Faktor gatal (dengan derajat bervariasi dari yangringan sampai yang berat) merupakan Faktorterpenting. Bahkan dikatakan bahwa DA tidak akan muncul bila pada rasa gatal tersebut tidak dilakukan garukan. Oleh karena itu, dalam penanganan DA, tugas utama kita adalah untuk mengatasi rasa gatal ini

DEFENISI
Dermatitis Atopik adalah sautu peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal; seringkali terjadi pada penderita rinitis alergika atau penderita asma dan pada orang-orang yang anggota keluarganya ada yang menderita rinitis alergika atau asma.
ETIOLOGI
Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya.
Hubungan antara dermatitis dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa penderita memiliki kecenderungan yang sifatnya diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai respon terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda.
Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik:
Stres emosional
Perubahan suhu atau kelembaban udara
Infeksi kulit oleh bakteri
Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopik.
GEJALA
Dermatitis atopik kadang muncul pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir.
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali.
Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut.
Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan gatal-gatal.
Rasa gatal seringkali menyebabkan penggarukan yang tak terkendali sehingga penyakitnya semakin buruk.
Penggarukan dan penggosokan juga bisa merobek kulit dan menciptakan jalan masuk untuk bakteri sehingga terjadi infeksi. Dengan alasan yang belum pasti, penderita dermatitis atopik jangka panjang kadang mengalami katarak pada usia 20-30an tahun.
Pada penderita dermatitis atopik, herpes simpleks yang biasanya hanya menyerang daerah yang kecil dan ringan, bisa menyebabkan penyakit serius berupa eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum).
Sepertti digambar di bawah ini :



diagnosa dapat ditegakkan dengan berdasarkan gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit rinitis alergika atau asma pada keluarga penderita.
Gejala-gajala dermatitis atopik umumnya sangat mengganggu, berupa rasa gatal yang amat sangat dan menimbulkan kelainan kulit yang kurang menarik dipandang dari segi kosmetik (kulit kering disertai penebalan, erythema disertai garis-garis garukan).
Stres psikologis ikut berperan untuk berkembangnya penyakit dermatitis, misal konflik perkawinan dan masalah orang tua yang terlalu dominan atau menguasai dapat diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Selain itu penyakit dermatitis sendiri dapat menimbulkan perasaan tidak puas yang kemudian dapat berganti menjadi suatu kecemasan, depresi dan rasa jengkel. Hal ini pun akan menimbulkan garukan yang lebih parah lagi. Faktor psikososial selain ikut berperan untuk berkembangnya penyakit dermatitis juga dapat menjadi faktor pencetus atau presipitasi terjadinya eksaserbasi.
Faktor-faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah faktor suhu udara (dingin atau panas) dan kelembaban udara. Seperti halnya penyakit alergi lain (hay fever dan asma brohichiale), dermatitis atopik umumnya memiliki riwayat keluarga. Artinya sering ditemukan faktor predispesisi yang diturunkan . Kulit dianggap sebagai cermin keadaan jiwa, terlihat jelas, misal pada peristiwa marah kulit muka menjadi kemerah-merahan dan berkeringat, pada saat takut kulit menjadi pucat dan dingin. Fiske et al mengatakan bahwa kecemasan dan rasa permusuhan dihubungkan dengan menggaruk (keadaan luka garukan).
Pengobatan
Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim corticosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa menyebakan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke dalam aliran darah.
Jika krim atau salep sudah tidak efektif lagi, maka digantikan oleh jeli minyak selama 1 minggu atau lebih. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
Jika digunakan kembali setelah pemakaiannya dihentikan sesaat, corticosteroid menjadi efetif kembali.
Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim pelembab kulit). Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal, terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik. Tablet dan kapsul corticosteroid bisa menimbulkan efek samping yang serius, karena itu hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang membandel. Obat ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kelemahan tulang, penekanan kelenjar adrenal dan masalah lainnya, terutama pada anak-anak. Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya bertahan sebentar. Pada dewasa bisa dilakukan terapi dengan sinar ultraviolet ditambah psoralen dosis oral. Terapi ini jarang dilakukan pada anak-anak karena efeks samping jangka panjang yang berbahaya, yaitu kanker kulit dan katarak. Penanggulangan yang dianjurkan adalah melalui pendekatan eklektik holistik, maka selain diberi pengobatan simptomatis juga psikoterapi (biological priority and psychological supremacy) di mana faktor biologis merupakan prioritas (keutamaan), sementara aspek psikologis dan sosial merupakan supremasi (keunggulan). Pada penatalaksanaan dermatitis, prioritas umum adalah pengobatan aspek biologis (medikamentosa), yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan salep, bersamaan dengan itu tetap mengutamakan proses psikologis. Intervensi psikoterapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung spesifisitas tiap kasus, dapat dilakukan dengan terapi individu (psikoterapi suportif individual), psikoterapi kelompok, medifikasi lingkungan serta terapi perilaku. Terapi individu dapat dilakukan dengan prinsip dinamik. Target atau tujuan terapi individu adalah menolong penderita untuk meningkatkan tilikan ke dalam, pengertian mengapa dan bagaimana faktor psikologis dapat menyebabkan eksaserbasi, gejala fisik serta mengenali konflik di bawah sadar serta mekanisme secondari gain. Yang dimaksud dengan secondary gain atau keuntungan sekunder adalah karena sakitnya penderita memperoleh perhatian dari lingkungannya atau terbebas dari menjalankan tugas yang tidak menyenangkan atau menimbulkan stres. Terapi kelompok menyediakan dukungan dari kelompok dan forum sebagai wadah untuk memperbaiki keterampilan bersosialisasi dan berinteraksi di dalam kelompok. Kelompok itu dapat mengeksplorasi masing-masing ketergantungan yang hebat, proteksi berlebihan dari orang tua atau keluarga, menggunakan gejala sebagai alat manipulsi, menyetujui dan menerima terapi medis yang diberikan serta menanamkan kebutuhan untuk kontrol kembali. Bagi penderita yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi (pendiam, tertutup, pemalu serta sulit bergaul) terapi kelompok merupakan pilihan utama. Menjauhkan penderita dari situasi atau lingkungan yang menimbulkan stres merupakan salah satu cara modifikasi lingkungan, misalnya modifikasi lingkungan banyak digunakan untuk penyakit-penyakit alergi (dermatitis dan asma bronchiale). Penderita ini harus berada di lingkungan yang bebas dari segala hal yang dapat menimbulkan eksaserbasi atau serangan, misalnya untuk penderita asma, rumah harus selalu bersih bebas debu, cukup ventilasi dan mendapat sinar matahari. Untuk penderita dermatitis, hindari zat-zat atau kosmetik yang yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau menghindari situasi dan makanan yang dapat menyebabkan eksaserbasi.Cara lain adalah dengan terapi keluarga (family therapy). Keluarga diharapkan dapat mengerti pola interaksi di dalam suasana keluarga tersebut, sehingga keluarga dapat menolong untuk menciptakan model interaksi yang lebih sehat yang dapat membebaskan penderita dari sikap mempertahankan penyakit. Selain itu bila ditemukan ada konflik dalam perkawinan (bermasalah), dianjurkan untuk menjalani konsultasi perkawinan dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan perkawinan dan memperkuat ikatan perkawinan serta memelihara ikatan antara tiap generasi.Terapi perilaku merupakan komponen penting. Banyak penderita gangguan psikosomatik termasuk dermatitis adalah seorang dengan kepribadian pemalu, pasrah dan kurang punya rasa percaya diri. Salah satu tujuan dari terapi perilaku adalah meningkatkan rasa percaya diri dan belajar, bagaimana mengekspresikan penderitaannya secara Sesuai.Menghilangkan secondary gain dari gejala yang dialami adalah sangat sulit. Dengan memberikan imbalan terhadap usaha dan hasil yang dicapai dalam mengatasi dan mengontrol gejala (dengan token therapy) lama-kelamaan perilaku yang diinginkan tersebut akan menjadi kebiasaan (conditioning). Mengajarkan penderita mengenal patofisiologis bagaimana terjadinya kecemasan serta hubungannya dengan gejala-gejala dermatitis, dapat membantu penderita dalam mempersiapkan diri untuk mengatasi kecemasan dan gejala-gejala dermatitis tersebut



21 comments:

Anonymous said...

Hi..salam kenal.
Nama saya yasti.Saya sangat tertarik dengan artikel tentang dermatitis atopik.Kenpa?Karena saya salah satu penderita dermatitis atopik.Saya baru tahu kalau saya sakit tig ahari yang lalu.Padahal saya mulai sakit sekitar 7 tahun yang lalu.Sedikit sedih..tapi saya cuman bisa pasrah saja.Kata dokter kulit saya,kemungkinan sembuh pada penderita dewasa hanya 10% saja.Tapi saya yakin suatu saat nanti saya bisa sembuh.(^_^)

yaztie

gie_ said...

makasih ya,,
infonya sangat membantu,, ^_^

Anonymous said...

Halow..salam kenal.
Terima kasih banyak atas informasi mengenai DA.
Anak saya yang berusia 8 tahun mengalami hal ini. Karena saya dan istri memiliki riwayat alergi yang dijumpai dengan penyakit asthma, maka anak saya mendapatkan alergi yang cukup dominan. Sudah 1,5 tahun ini dia terapi untuk penyembuhan asthma & membuahkan hasil yang cukup signifikan.
Apa benar penyakit DA ini akibat dari faktor alergi nya tidak terejawantahkan dalam bentuk asthma? (maaf jika bingung, saya tidak paham istilah medis).

Mudah2an bisa memberikan info lebih lanjut.

Iwan Kurniawan
iwan.geomatics@gmail.com

Anonymous said...

wahhh...nice info!!!!!!!!!!!!!!!!!!
saya baru tw menderita DA setahun yg lalu saat saya beljr matkul termin kedoktrn awalnya saya cuma tw saya alergi gra" keturunan dan skrg DA saya jrg c kambuh paling kalau d gigit serangga (nyamuk,tungau,dll)yang skrg menjdi masalah adalah bagaimana menghilangkan bekas" luka soalnya bekas luka saya lumayan banyak & itu membuat saya stress pdhl stress memicu DA untuk kambuh klo udh kambuh malah jadi kesal gra" gatal" yg lama hilangnya + luka yg membekas,,kiranya ada yg bisa membantu atw forum mengenai DA...lumayan cape nih dari usia 5 th udh gonta ganti dokter kulit sekarang usia saya 2 minggu lagi 19th,huf*

-ghighi-

Anonymous said...

hi. . .

thx bwt infonya. . .

saya putri_tidur. . .

saya sudah mengalami penyakit DA sejak saya berumur 3 th sampai sekarang (tahun ini 2o th)

saya sedih sekali. . .

saya tahu itu penyakit yang akan lama sekali sembuhnya. . .

DA ini sudah menjalar k seluruh tubuh saya. . .

saya selalu memakai baju n celana panjang atau kaos dengan jaket. .

dan saya tidak punya rasa percaya diri meskipun saya mempunyai tmn2 n pacar yang sangat menyayangi saya. . .

saya hanya bisa berdoa tapi saya tidak pernah berhenti berharap dan tetap berusaha agar sembuh. . .
n_n

putri_tidur

Mariazura Vita said...

halo semuanya...nama saya monic.. saya sdg membuat sebuah karya tulis*karya ilmiah* mengenai penyakit dermatitis atopik..
jika teman-teman berkenan membantu, saya butuh sekali informasi langsung dari para penderita D.A .. kebetulan saya juga salah satu penderita dermatitis atopik dari lahir sampai sekarang*usia saya 17tahun*..
saya mohon,jika ada yang berkenan memberikan informasi2 tentang D.A ..saya sgt berterima kasih..
mohon bantuannya..:-)

Anonymous said...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!

Kelinci Orange said...

thank u info~na...

Anonymous said...

thanks atas infonya...

saya menyadari terkena DA sejak semester terakhir kulaih saya, dan sekarang ini sudah 10 tahun.

bahkan sakit ini baru saja saya sadari ini adalah DA dan saya berusaha ke dokter kulit untuk membantu mngatasi penyakit ini baru mulai dari tahun 2002.

Ini adalah penyakit yang sangat menganggu saya karena DA saya terletak di maaf "di selangkangan"
jadi saya sangat malu jika kambuh... karena membuat saya sangat malu.

menurut saya forum ini sangat baik, ketika saya membaca comment2 rekan-rekan, saya menjadi kuat.. karena saya tahu saya tidak sendiri...

mungkin forum ini bisa ditingkatkan dengan saling sharing bersama.

harapan saya, semoga Tuhan memberi kemajuan pada dunia kesehatan sehingga DA bisa dieliminasi.

Yang tetap membuat saya beraktivitas saat ini adalah karena saya percaya bahwa Tuhan menjaga hidup saya.

Terima kasih

Unknown said...

makasi buat infonya , saya mengalami gatal gatal di belakang lipatann lutut yang berwarna hitam tp kurang tau itu DA atau bukan ?
saya mulai megalami ini beberapa bulan yang lalu , kira kira ini DA atau bukan?

cni-enb said...

saya menderita dermatitis atopik sejak selesai operasi patah tulang. saya sudah ganti2 dokter kulit selama 10 thn lebih. akhirnya saya menemukan bahwa kondisi kelembaban yang paling mempengaruhi kumat gatal saya. kalau di malang, kondisi udara kering lebih kumat drpd di surabaya atau jakarta. mandi dengan sabun pH netral dan luluran body butter setelah mandi sangat membantu. saya minum anti histamin dan kortikosteroid bila gatal.

Anonymous said...

Aku kena dermatitis Atopik kk... :( udah sering ke dokter sih kk... Ga smbuh2, ini aja sya baru k dokter....ga gatal sih.. Dan memang ayah sYa juga asma..... Apa lagi faktor lingkungan sya sgt buruk :( sya sering stress juga kk..... Obatnya mahal 820rb kk.........

Anonymous said...

Sy juga mungkin penderita dermatitis atopik, karena ciri2 yang disampaikan diatas. Dan rasa gatal ini sudah mulai sejak 7 tahun lalu dan sampai sekarang masih ada. Terima Kasih atas sharing teman2 diatas.
Apakah DA memiliki puncak/peak di umur-umur tertentu dan akan hilang sejalan dengan telah dilewati masa "peak" tersebut? Terima kasih

Mahmud (manu5ia_bia5a@yahoo.com)

Abraham said...

salam kenal
setelah membaca artikel di atas saya merasa bahwa saya juga termasuk penderita DA, dan ternyata saya tidak sendiri disini
adakah cara untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gatak2 ini? soalny saya sudah setahun belakangan ini pergi ke dokter terus tetapi tidak sembuh2 . . :(

Kasilda Rini S said...

Makasih ya utk infox tentang DA..
Aq Rini...
salam kenal utk semuanya,,,aq tertarik mengenai DA krn aq juga mengalaminya..
sedih juga ya mengalami hal seperti ini..tapi dahlah itu tidak penting..
Aq percaya Tuhan punya rencana indah sehingga aq diberi penyakit ini...
Aq hanya bisa menerimanya dengan Senyuman n tetap menjalani hidup dengan penuh Semangat..
Aq berharap teman2 jg seperti itu..
Masi banyak orang diluar sana yg menderita lebih dari kita...
jd tdk ada alasan utk bersedih..
Semangat ya...

Anonymous said...

anak sya jg terkena DA,menurut dokter Spk yg memeriksa anak sya DA ini akan hilang stlh usia anak sya 3-4th (skrg usia nya 2th). Semoga saja bsa sembuh total..AYO smua nya ttp SEMANGAT ttp HIDUP BERSIH selalu dan ttp YAKIN...

Anonymous said...

anak sy mulai ada gejala gatal2 di kaki umur 6bln,awalnya dokter anak blg alergi makanan krn waktu itu br mulai coba mkn pendamping,trus di ksh obat tp ga kunjung sembuh(kambuhah).akhirnya sy coba ke dokter kulit,kata dr mkn kena dermatitis,...beberapa kali gonta ganti obat tp skrg malah mkn meluas sampai punggung,perut,tangan. ada info katanya coba minum vco(virgin coconut oil).mkn sy mo cobain ini ke anak sy krn sdh ssetahun lebi berobat ke doter ga ada sembuh2.

marissa gracitika said...

hallo salam kenal, saya marisa umur saya 21th..
saya juga penderita DA, penyakit ini sungguh merepotkan dan sedikit memalukan.. karna sering kali kambuh di saat yang tidak tepat..
saya sudah menderita DA tersebut sejak lahir, dari bayi ruam merah di pipi dan tubuh saya sudah jelas terlihat, menginjak dewasa, penyakit tersebut bukan semakin berkurang malahan semakin menjadi..
apalagi bekasnya sungguh mengganggu. pada lipatan lutut, sikut, selangkangan, dan ketiak saya berwarna hitam akibat gatal yang luar biasa dan saya tak tahan untuk tidak menggaruknya..
badan saya pun semakin membesar karena terlalu banyak mengkonsumsi obat2an untuk mengurangi rasa gatal..
kulit saya pun nampaknya sudah resisten terhadap obat2an kortikosteroid, saya sudah banyak sekali mengganti krim,dan itu resep dokter..
seperti digenta, cloderm, esperson, elocon hingga yang terkeras yaitu diprosone, dan banyak lagi..
kadang saat penyakitnya kambuh, saya menggaruknya hingga berdarah2, dan akan sangat perih apabila terkena air ketika mandi..
sangat sedih menjadi penderita DA ini, betul kan kawan? :(
rasanya ingin sekali menangis, tapi menangis pun tak akan merubah keadaan..
so, jangan menyerah kawan ..
yukk kita berjuang bersama..

salam , marissa

yhayha said...

Aq ajhe'. . .... slam kenal aq jg DA setahun yg lalu tp gg sembuh2 jga. . Sasrn DA x ada pda tangan sya. ..
Tp udah ada prubhn sich so gg basah lagi.... tp kulitku kering :( ....
Aq krg PD..... apkah dngn tanda2 trsbut mnunjukkan tanda2 pnyembuhn ato mslah lbh parah ????

Guyzzzz bgi tipz mnghilangkn bks parut.a donk biar tangn sy kmbli lembut sprti dlu lgi....

No Name said...

Saya juga penderita DA. .Seingat saya dari saya SMP saya sudah merasakan gatal2 yg sangat hebat dibagian dalam lutut, sikut, ketiak. Gatal yg sangat luar biasa dan jika mandi akan terasa perih. Penyakit ini sangat mengganggu, sudah berbagai macam obat saya minum, tapi obat hanya utk menghilangkan gatal sementara waktu, dan tidak berapa lama gatal itu akan kembali lagi
Saya juga penderita Astma. Saya merasa tidak sendiri, ternyata banyak juga ya teman2 yg mengalaminya. Semoga kita semua diberi kesembuhan...

Yolanda Pirsouw said...

Coba pake cream Pi Kang Shuang Hijau.. Soalnya saya pake untuk anakku yg masih bayi dan itu sembuh

Google